Rabu, 09 Desember 2009

Untuk Yang Selalu Dendam

...................................

Melupakan mu adalah keindahan

Setelah fatamorgana datang menggoda

Menarikan bayangan pengharapan yang pernah singgah

Jauh sebelum hari-hari pilihan menjadi takdir-Nya

...................................

Melupakan mu adalah keselamatan

Setelah api dendam tak kunjung kau padamkan

Atas kesalahan membaca mantra-mantra

Dulu, jauh sebelum hari-hari pilihan menjadi takdir-Nya

...................................

Melupakan mu adalah keharusan

Setelah aku tahu dendam mu tak kunjung kau padamkan

Sakit jiwa mu mengganggu hari-hari mu

Dan aku tahu, kau ingin menyengsarakanku

...................................

Melupakan mu adalah kemenangan

Mata tajam mu tak mampu menggapai amarah mu

Menghancurkan kehidupan ku seperti yang kau angankan

Sementara tangan mu tak dapat lagi mencengkeram ku

...................................

Melupakan mu adalah karunia

Kesadaran sejati yang diwayhukan-Nya pada hening malam

Membuka mata batinku pada kanyataan yang sesungguhnya

Bahwa ramahmu menyembunyikan angkara

Bahwa tawamu memendam sembilu

Bahwa kecerianmu menutupi kebencian

Ya……… Semua jelas kini

Aku hampir terperangkap dendam masa lalu

Aku hampir tertangkap jerat kutuk mu

Aku hampir kalah dan kau hancurkan

Aku hampir menjadi korban kesumat mu

Aku hampir menjadi boneka mainan mu

Aku hampir menjadi wayang di tangan pedalangan mu

...................................

Melupakan mu adalah anugerah

Agar jalan lurus ini tetaplah lurus

Agar keyakinan ini tetaplah teguh

Agar bahtera ini tetaplah berlayar

Menuju tepian pantai pengharapan

Bersama permaisuri dan pangeran yang dititipkan-Nya

...................................

Melupakan mu adalah keindahan

Melupakan mu adalah anugerah

Melupakan mu adalah karunia

Melupakan mu adalah keharusan

Melupakan mu adalah keselamatan

Melupakan mu adalah kebenaran

Melupakan mu adalah kemenangan

...................................

Wahai engkau yang memelihara dendam

Jangan pernah lagi berhapar dapat mengalahkanku

Dengan segala muslihat dan tipuan permainan mu

Wahai engkau yang memelihara api angkara

Matilah segera agar dunia ini tak berat menyanggamu….!!!

...................................

Wahai engkau yang memelihara kemurkaan

Bukankah masa lalu telah lama terkubur?

Kenapa kau ingin menggalinya kembali hanya untuk kau hinakan?

...................................

Wahai engkau yang tak mampu menerima kekalahan

Belajarlah memenangkan kejernihan nurani

Karena dendam bukanlah bisik nurani

Karena dendam hanyalah tangan-tangan setan

...................................

Wahai engkau yang tak mampu menjadi diri sendiri

Cukuplah mempermainkan orang

Cukuplah menghinakan orang

Cukuplah menistakan orang

...................................

Wahai engkau yang masih mendendam

Ambillah air wudlu

Ucapkan dan patrikan kesaksian

Dirikanlah sholat

Laparkan perutmu dengan puasa

Hiasi tangan mu dengan zakat dan sedekah

Bugarkah dirimu dengan perjalanan ziarah ke tanah suci

Agar kau selamat dari murka Tuhan

Dengan memutihkan jiwa, membuang dendam

...................................

Wahai engkau yang selalu dendam

Berakhirlah……………….!!!

...................................

Salatiga,

Sepertiga malam terakhir,

Saat terbangun dari mimpi,

20 Desember 2004

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda