MENCINTAI RAHASIA
(buat ia yang tak pernah hadir, kecuali angan)
.................................................................
Aku malam ini merasa berat teringat engkau
meski berusaha aku bersikap wajar, tulus dan seadanya
tetapi rasa hati ini tidak dapat ku pungkiri
Terus terang, aku merasa sedih membayangkan hari-hari esok
dimana engkau menjalani sisa waktu hidupmu tanpa keyakinan cinta
jujur, aku menangkap resah di gurat wajahmu
jujur, aku menjadi penuh tanya
apa sebenarnya yang sedang engkau pilih
apa sebenarnya yang sedang engkau jalani
wahai yang tak tersentuh jemari,
adakah waktu dapat memupus semua kekhawatiranku
atas cinta yang tak lagi mampu ku tahan
meski untuk mengatakannya adalah sebuah kemustahilan
tetapi bisakah waktu memupus semua
memang, aku semestinya menyadari
tak mungkin lagi bunga-bunga mekar di pagi hari
karena saat ini senja menjelang tiba
pada kegelapan malam aku selalu bertanya
benarkah engkau bahagia
kadang karena cinta ini aku selalu ragu
adakah engkau bahagia
adakah semua hanya karena terpaksa saja
memang, aku tak mampu bicara
bahkan memelihara rasa ini saja aku dihantui dosa
wahai engkau yang selalu setia
terimakasih dariku atas ketulusanmu
yakinkanlah atas cinta ini menjadi sejati
biar awan terbang tinggi aku tak peduli
aku hanya ingin tahu bahwa engkau bahagia
mencintai adalah merasakan sambungan kehidupan
denyut nadi, darah, air mata dan teriakan
jika malam-malam tak lagi ramah kepada kita
apa yang mesti aku lakukan
memang, aku tak mungkin lagi berharap atas dirimu
tetapi cinta bukankah milik siapa saja
bukankah kasih sayang menjadi kebahagiaan
justru pada saat ia tak pernah terkatakan
jika kau baca tulisan ini pada suatu waktu nanti
jangan bersedih, jangan menyesal apalagi menangis
hidup memang harus berjalan dan terus berjalan
kegetiran menjadi bagian dari warna warni dunia
aku ikhlas atas derita ini, dalam cintamu yang bahagia
aku tak bisa bicara pada siapa-siapa
bahkan langitpun tak mampu menjadi sahabat
walau hujan datang menyapa aku tak peduli
aku mencintaimu, menyayangimu setulus kembang pagi
aku tahu kau akan berkata tentang keikhlasan
dan aku ikhlaskan semua menjadi kenyataan
dengan prasetiya kebahagiaanmu
aku tak bisa menulis kalimat-kalimat
karena pikiranku hancur berkeping
wahai para pecinta
kadang aku berharap engkau tahu atas apa yang aku rasa
tetapi segera aku pungkasi
karena pengetahuanmu tentang cintaku
akan membuatku kian menderita
saat engkau sadari bahwa kita tak mungkin bersama
Salatiga, 9 April 2006
Label: puisi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda